Pemkab Mambe Pemkab Mamberamo Tengah akan bangun asrama dengan fasilitas lengkap bagi pelajar dan mahasiswanya di Kota Studi Jayapura
Bagi pelajar dan mahasiswa/i di Tanah Papua, pendidikan berbasis asrama bukanlah sesuatu yang asing bagi mereka, karena pada dasarnya para pelajar atau mahasiswa yang bersekolah mereka berdatangan dari kampung-kampung yang jauh sehingga mereka harus ditampung di sebuah tempat yang kemudian dikenal dengan asrama.
Sejak orang Papua mengenal peradaban dan pendidikan modern yang dipelopori oleh para misionaris melalui gereja. Anak-anak yang dididik semuanya ditampung di asrama. Disana mereka diasuh dan dibimbing oleh orang tua asrama yang memosisikan diri sebagai “orang tua” bagi mereka.
Tugas orang tua adalah mendidik, dan mengawasi anak-anak ini sehingga dapat mengikuti proses belajar mahasiswa mereka dapat belajar segala hal. Untuk kemajuan pendidikan pada awalnya di setiap sekolah dibangun asrama-asrama bagi para siswanya. Hal ini dilakukan dengan tujuan membentuk anak-anak didik menjadi pribadi yang dapat mengerti dan menghargai orang lain, karena pembentukan it dimulai dari asrama.
Terkait dengan tujuan itu, maka Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah berupaya untuk mencetak sumber daya manusia berkualitas di masa depan dengan memulainya sejak dini. Hal itu diawali dengan pembangunan asrama bagi mahasiswa/i di Jayapura dengan melakukan peletakan batu pertama pembangunan asrama mahasiswa Kabupaten Mamberamo Tengah oleh Penjabat Bupatinya, Ayub Kayame.
Dalam upacara pelatekan batu pertama baru-baru ini di Kota Studi Jayapura di Abepura yang dihadiri sejumlah tamu dan undangan serta aparat pemerintah dan sejumlah anggota DPRD Kabupaten Mamberamo Tengah bersama ratusan mahasiswa dan masyarakat Mamberamo tengah, Ayub Kayame mengatakan bahwa pembangunan asrama ini untuk mendukung kemajuan pendidikan bagi anak-anak asal Kabupaten Mamberamo Tengah yang sedang belajar di tempat ini.
Dikatakan bahwa tujuan ini adalah untuk membentuk manusia-manusia berkualitas yang dalam jangka panjang akan menjadi pemimpin-pemimpin yang nantinya menjadi mengendalikan pembangunan di kabupaten ini.
Menurutnya, asrama harus menjadi tempat untuk membentuk mental dan spiritual sehingga ke depannya pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar dapat meningkatkan kualitas dirinya melalui interaksi dengan sesama teman di asrama dan juga dengan lingkungan dan warga yang berdiam dekat dengan asrama.
Penjabat Bupati Mamberamo Tengah juga berharap agar untuk penghuni asrama harus diseleksi sehingga mereka yang menempati asrama harus benar-benar sedang menempuh studi, agar asrama menjadi tempat yang dapat menampung mereka ketika sedang bersekolah di Jayapura. “jaga nama baik diri sendiri, gereja dan pemerintah ketika tinggal di asrama, jangan membuat masalah yangmerugikan semua pihak”, pesan bupati dalam sambutannya.
Ia juga berharap agar asrama yang akan dibangun ini dapat dimanfaatkan secara baik dan dijadikan rumah doa dan dirawat dengan baik sehingga dapat digunakan pula oleh generasi berikutnya setelah mereka.
Ia juga menambahkan agar kelanjutan pembangunan asrama serta pengadaan berbagai fasilitas penunjang lainnya di asrama akan dilengkapi oleh para pejabat yang akan terpilih nanti dalam pemilukada yang akan berlangsung.
Untuk itu, semua pihak khususnya warga di Kabupaten Mamberamo tengah diajak untuk mengerti dan dapat berpartisipasi dalam hal ini karena memberi dampak bagi kelangsungan pengelolaan pendidikan anak-anak Maberamo Tengah di Jayapura.
Sekilas asrama Pelajar dan Mahasiswa Mamteng di Jayapura
Pada tahun 1990, Misionaris GIDI membangun sebuah asrama di Jayapura untuk menampung para pemuda dan pelajar asal Kelila yang bersekolah di Jayapura yang dapat menampung 13 orang ketika itu.
Sayangnya, asrama itu dibangun namun kelanjutan soal makan dan minum serta pembiayaan operasional asrama sangat terlantar sehingga anak-anak yang berdiam di sana sangat menderita. Mereka kadang kelaparan karena tidak ada makanan dan juga harus tidur dalam kegelapan karena asrama tempat mereka telah diputus listriknya. Cukup lama anak-anak ini menderita dalam perjuangan mereka mengenyam pendidikan di Kota Jayapura.
Tak heran mereka harus berjuang keras dengan berbagai upaya yang baik untuk menghidupi dirinya dan juga membiayai pendidikan mereka. Tak ayal banyak diantara mereka yang saat ini telah berhasil dan menjadi “orang-orang penting di daerahnya”.
Sejak dibangun tahun 1990 sampai saat ini asrama tersebut tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah manapun. Beruntung setelah terbentuk Kabupaten Mamberamo Tengah, melalui penjabatnya mau bertindak untuk memberi perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan menghadirkan sebuah asrama baru yang direncanakan pembangunannya di tahun 2012 ini.
Sesuai dengan rencana maka pembangunan asrama di anggarkan dari dana APBD kabupaten Mamberamo Tengah tahun 2012/2013 dengan pagu dana senilai Rp 6 M. Pembangunan asrama mahasiswa tersebut direncanakan akan dibangun berlantai dua, sehingga dapat menampung lebih banyak lagi anak-anak sehingga mereka dapat belajar dengan menikmati berbagai fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah daerah.
Dalam syukuran itu, hadir pula mantan “orang tua asuh” anak-anak asrama kelila, Yakoba Tjo’e bersama dengan anak-anak asuhnya yang saat ini telah terbilang sukses dalam karier mereka.
Kepada TSPP mereka mengakui bahwa Yakoba Tjo’e adalah “mama asuh” mereka yang pernah membesarkan mereka sejak di asrama.
“mama Yoke” (panggilan-akrab baginya-red) yang memberi kami makan, membayar listrik dan air sehingga kami dapat tenang dan bisa belajar di asrama”, ujar Levi Kogoya.
Sementara itu, dalam perbincangan TSPP dengan Yakoba Tjo’e pada kesempatan itu, ia berujar bahwa dirinya hanya melakukan apa yang dapat dilakukannya untuk menolong anak-anak tersebut ketika itu. Baginya mereka adalah anak-anak kita yang harus diperhatikan sehingga ia berbuat setulus hati untuk melayani mereka dengan berkat yang diperolehnya.
“saya melihat mereka sebagai anak-anak saya yang harus diberi perhatian, sehingga mereka juga dapat sukses dalam studinya. Sebab jika berhasil maka sayapun senang karena telah menjadi orang tua asuh bagi mereka”, ujar Mace Yoke.
Dalam kesempatan itu mace Yoke sangat berterima kasih karena pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah telah memberi perhatian dengan membangun asrama bagi anak-anak ini, sebab jika dilihat ke belakang kondisi pada tahun 1990-an sangat menyedihkan. Anak-anak bersekolah tanpa perhatian dan kehidupannya pun sangat prihatin. Namun syukur bagiMu Tuhan engkau membuka jalan berkat dan hikmat sehingga sekarang telah ada asrama yang baik dan fasilitas yang memadai bagi mereka. “saya sangat terharu”, ujar mace Yoke. Syukuran diakhiri dengan tradisi bakar batu dan makan bersama. ***
0 komentar