Istri Selingkuh |
“Saya seorang suami berumur 36 tahun, istri 31 tahun. Kami sudah menikah selama lima tahun, punya satu anak. Saat ini saya menghadapi masalah yang cukup gawat dan memalukan.
Masalah yang saya hadapi sekarang, sejak kejadian itu saya jadi tidak bergairah dengan istri. Setiap mau berhubungan seks, saya merasa jengkel dan tidak tertarik lagi. Tiba-tiba gairah saya hilang.
Bagaimana caranya menghadapi masalah ini? Apakah istri selingkuh untuk membalas dendam atau karena tidak puas dengan saya? Apakah setiap wanita yang sudah bersuami bisa selingkuh?”
N.L., Bandung
Dampak psikis
Pada umumnya orang tidak dapat menerima suami atau istrinya melakukan hubungan seksual dengan orang lain atau berselingkuh. Sebaliknya, ada sebagian orang yang dapat menerima kenyataan pasangannya melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Walaupun begitu, tentu saja mereka tidak mengharapkan hubungan seksual dengan orang lain berlangsung terus.
Anda tampaknya termasuk suami yang tidak dapat menerima kenyataan itu. Karena itu, Anda merasa terganggu sejak mengetahui istri Anda melakukan hubungan seksual dengan temannya. Apalagi, Anda mengenal temannya itu. Saya pikir secara psikis Anda mengalami tekanan yang lebih berat dibandingkan bila Anda tidak mengenal temannya itu.
Kalau Anda kemudian merasa tidak bergairah lagi terhadap istri, itulah reaksi psikis lainnya yang muncul. Hambatan psikis muncul karena dua alasan. Pertama, karena merasa istri sudah “dicemari” oleh penis pria lain. Kedua, merasa harga diri sebagai pria yang “memiliki” istri itu dilecehkan.
Tentu saja keadaan ini dapat menimbulkan akibat lebih jauh, yaitu ketidakharmonisan dalam kehidupan seksual Anda dan istri. Ketidakharmonisan ini dapat menimbulkan akibat buruk lebih jauh.
Tidak jelas apakah perselingkuhan yang dilakukan oleh istri Anda merupakan suatu tindakan balas dendam terhadap perselingkuhan yang pernah Anda lakukan. Mungkin saja, ya, tetapi mungkin juga tidak ada sangkut pautnya dengan balas dendam.
Mestinya Anda mengetahui dan merasakan bagaimana kehidupan berkeluarga sehari-hari bersama istri, termasuk kehidupan seksual. Dengan demikian, Anda dapat menduga apakah perbuatan itu semata-mata sebagai suatu balas dendam atau karena ada penyebab tertentu.
Pada umumnya suasana kehidupan sehari-hari tidak akan berlangsung baik dan menyenangkan bila diwarnai dengan keinginan membalas dendam. Namun, kalau suasana kehidupan berkeluarga sehari-hari berlangsung baik dan menyenangkan, sangat mungkin tidak ada keinginan membalas dendam itu.
Kalau demikian, perselingkuhan itu terjadi mungkin karena penyebab lain, yang tidak ada hubungannya dengan perselingkuhan yang dulu Anda lakukan.
Penyebab selingkuh
Ada banyak faktor yang mendorong seseorang melakukan perselingkuhan. Pertama, faktor internal menyangkut hubungan dengan pasangan, termasuk kehidupan seksual. Kedua, faktor lingkungan yang mendukung. Ketiga, faktor kesempatan dan fasilitas yang mendukung.
Ketidakharmonisan kehidupan seksual dapat mendorong orang melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Keadaan ini dapat terjadi tidak hanya pada pria, tetapi juga pada wanita. Banyak peristiwa perselingkuhan yang berawal dari ketidakharmonisan kehidupan seksual.
Untuk membina agar kehidupan seksual berlangsung harmonis, diperlukan beberapa hal berikut. Pertama, komunikasi dengan pasangan harus baik, termasuk komunikasi seksual. Kedua, pengetahuan seksual harus cukup dan benar. Ketiga, fungsi seksual kedua pihak harus normal.
Menghadapi masalah Anda sekarang, perhatikan beberapa hal berikut. Pertama, berusahalah melupakan perselingkuhan yang dilakukan istri, seperti Anda menghendaki istri melupakan perselingkuhan Anda dulu. Kedua, berusahalah mengetahui apakah kehidupan seksual Anda dan istri harmonis atau tidak. Ketiga, mengetahui adakah penyebab lain yang dirasakan atau dialami istri yang membuat dia berselingkuh.
Kalau Anda tidak dapat melupakan perselingkuhan istri, selamanya fungsi seksual Anda akan terganggu. Keadaan ini akan semakin memperburuk kehidupan seksual dengan istri, yang pada akhirnya bakal mengganggu kehidupan pribadi bersama istri. @
Konsultasi Dijawab Prof DR dr Wimpie Pangkahila Sp.And
0 komentar