
WAMENA
[PAPOS] – Penjabat Bupati Mambramo Tengah, David Pagawak, S.Sos
menegaskan bahwa semua aktifitas pemerintah kabupaten Mambramo Tengah
[Mamteng] dipusatkan di Kobakma ibu kota Mamteng, bukan di Wamena dan di
Jayapura. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang ingin bertemu dengan
Bupati maupun SKPD yang berkaitan dengan pelayanan pemerintah, tempatnya
di Kobakma.
Penegasan itu disampaikan Penjabat Bupati Mambramo Tengah, David
Pagawak, S.Sos ketika dikonfirmasikan Papua Pos, Minggu [28/2] malam
terkait adanya kritikan dari FKIPM mempertanyakan keberadaan kantor
Pemkab Mamteng.’’Jadi masyarakat tidak perlu bingung mau menemui saya
dan semua SKPD kabupaten Mamteng ada di Kobakma. Sebagai abdi Negara dan
pelayan, saya siap melayani masyarakat dengan setulus hati,’’ katanya.
Sedangkan menyangkut perpanjangan SK penjabat Bupati. Itu menurut
Bupati sudah sesuai aturan. SK terbit tanggal 19 Februari 2010. Hal ini
sesuai usulan dari Gubernur Papua. SK ini adalah tahap ke 2, setelah
tahap pertama berakhir tanggal 22 Desember 2009 lalu. Dimana sempat
terjadi kepavakuman kepemimpinan di Kabupaten Mamteng sehingga
tugas-tugas pemerintahan tidak berjalan lancar. Namun setelah SK tahap
ke 2 turun, maka semua tugas-tugas Negara akan kembali berjalan baik.
Seperti
halnya pengumuman CPNSD kabupaten Mamteng belum diumumkan. Ini akibat
terjadi kevakuman, tetapi setelah SK penjabat Bupati keluar atas nama
dirinya, maka CPNSD akan segera diumumkan.
Ia juga menyatakan bahwa dirinya tidak menutup diri untuk diaudit,
jika itu dilakukan Bawasda dan BPKP.’’Saya mendukung sepenuhnya
dilakukan audit, itu saya pikir wajar-wajar saja sehingga rakyat tahu
apa yang kita sudah kerjakan selama ini di kabupaten Mambramo Tengah,’’
katanya.
Namun demikian Penjabat Bupati meminta dukungan dari semua stake
holder yang ada di kabupaten Mambramo Tengah untuk memberi dukungan
penuh dalam membangun masyarakat Mamteng menuju masyarakat yang lebih
sejahtera. Ia menyadari bahwa membangun Mamteng tidak seperti
membalikkan telapak tangan. Apalagi Mamteng baru satu tahun. Untuk
membangun Mamteng harus dibuat perencanaan yang baik karena Kobakma 90
persen adalah hutan lindung.
Membangun Mamteng lanjutnya tidak bisa dilakukan dalam sekejap saja
atau bim salah bim langsung jadi semua. Membangun sarana dan prasarana
Mamteng harus dilakukan secara bertahap. ‘’Siapapun dia dengan tofograpi
Mamteng tidak akan mampu berbuat seperti apa yang saya buat seperti
sekarang ini, meskipun memang belum begitu nampak, tetapi hasil
pembangunan kini sudah mulai dirasakan masyarakat, seperti akses
pembangunan jalan dan pembangunan sarana ibadah. Jadi kalau ada yang
mengkritik, itu hanya ulah segelintir orang yang tidak senang melihat
perkembangan pembangunan di Mamteng,’’ katanya.
‘’Kalau saya bukan alergi dikritik, saya senang dikritik asalkan
kritikan itu sifatnya membangun, bukan menjelek-jelekkan yang tujuannya
untuk kepentingan sesaat. Sebagai kaum intelektual, mari kita bersatu
membangun Mamteng,’’ pintanya. [bela/fredy]
___________________________
Sumber: Papuapos.com
Ditulis oleh Bela/Fredy/Papos
Senin, 01 Maret 2010 03:06
0 komentar