Greenpeace/Ardiles RanteSetelah menyaksikan cerita keindahan dari tanah Sumatera, saatnya bagi saya untuk berbagi kisah bagaimana cantiknya hutan Kalimantan dan tanah surga Papua. Selain Sumatera, Kalimantan adalah pulau dengan jenis hutan hujan tropis dan rawa gambut. Kekhasan yang dimiliki oleh Pulau Kalimantan, membuat pulau ini memiliki daya tarik tersendiri bagi dunia luar untuk meneliti lebih dalam tentang kekayaan alam disini. Ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah taman nasional yaitu delapan taman nasional; Gunung Palung, Danau Sentarum, Betung Kerihun, Bukit Baka-Bukit Raya, Tanjung Putting, Kayan Mentarang, Kutai,  dan Sebangau.
Rasanya tak cukup jika satu halaman ini saya gunakan untuk mengisahkan keindahan hutan di Kalimantan. Saya akan mengambil cerita dari alam Kalimantan bagian barat, bagian yang masih menyisakan pemandangan yang mampu membuat Anda menahan nafas, dan kemudian bersyukur bahwa Indonesia tercinta sangatlah kaya.
Danau Sentarum ©Greenpeace/Ardiles Rante

Danau Sentarum, salah satu lahan basah dunia terbesar, terletak di hulu Sungai Kapuas, sungai terpanjang dan terbesar di Indonesia. Sumber mata pencaharian bagi 4,5 juta penduduk di Kalimantan Barat. Danau Sentarum resmi menjadi Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 34/Kpts-II/1999 tanggal 4 Februari 1999 dengan luas 132.000 ha. Di kawasan Danau Sentarum kaya akan jenis tumbuhan, tidak kurang dari 675 jenis tumbuhan dengan 33 jenis diantaranya merupakan jenis endemik dan 10 jenis merupakan jenis baru, sedangkan jenis anggrek di kawasan ini tercatat sebanyak 135 jenis.

Taman Nasional Danau Sentarum memiliki tumbuhan khas dan asli seperti tembesu/tengkawang (Shorea beccariana). Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah seperti meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), dan banyak lagi. Anda mungkin tidak akan percaya, salah satu hal yang paling mengagumkan di kawasan Danau Sentarum adalah adanya jenis tumbuhan yang sama dengan tumbuhan endemik yang ada di Amazon. Masyarakat Danau Sentarum menyebutnya dengan sebutan pohon Pungguk (Crateva religiosa).
Selain kekhasan tumbuhan, satwa liar endemik juga mendiami wilayah ini seperti bekantan (Nasalis larvatus), kepah (Presbytis melalophos cruniger), orangutan (Pongo pygmaeus), ungko tangan hitam (Hylobates agilis), kelawat Kalimantan (Hylobates muelleri), dan macan dahan (Neofelis nebulosa). Bahkan tidak kurang 310 jenis burung dan termasuk jenis burung bangau hutan rawa (Ciconia sturmi) yang tergolong langka dan beluk ketupa (Ketupa ketupu), bangau tuntong (Leptoptilus javanicus) dan jenis rangkong (Bucerotidae) yang dilindungi secara internasional, juga hidup bebas di habitat Sentarum. Jumlah jenis burung yang terdapat di kawasan ini juga dikategorikan kaya karena dari 1.519 jenis burung yang ada di Indonesia, 20% diantaranya dapat ditemukan disini.
Sementara tanah surga Papua menawarkan keunikan yang tak kalah cantik. Tak banyak hutan asli tersisa di tanah air, namun Papua menyisakan cerita hutan yang masih utuh, warisan berharga bagi anak cucu kita kelak. Berdasarkan data yang berhasil dianalisa oleh Greenpeace, saat ini luas hutan yang tersisa di Papua mencapai 30 juta hektar.  Wilayah paling timur di Indonesia ini merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat beragam dengan nilai keunikannya yang khas.
Sungai dan pegunungan di Memberamo,
Papua menjadi penyumbang utama keanekaragaman hayati Indonesia baik dalam tingkat keragamanannya maupun keendemikannya. Diperkirakan 602 jenis burung (52 % jenis endemik), 223 jenis mamalia  (58 % jenis endemik), 223 jenis reptil (35 % jenis endemik) dan 1030 jenis tumbuhan (55 % jenis endemik) hidup di belantara Papua. Ada lebih dari tiga lusin spesies dalam keluarga Paradisaeidae, atau lebih dikenal dengan bird of paradise. Di Indonesia kita menyebutnya dengan burung cendrawasih. Selain cendrawasih, ada jenis endemic lain yang terdapat di Tanah Papua, yaitu kuskus bermata biru yang ditemukan pada tahun 2004 di  perbatasan Indonesia  dan Papua Nugini.
Pada bagian barat Papua, di kabupaten Raja Ampat,  terhampar 610 pulau  tepat di  jantung segitiga karang dunia. Di tempat ini di temukan 450 jenis karang yang mencakup 75% jenis terumbu karang. Selain itu ditemukan 700 jenis moluska dan 283 jenis ikan. Bahkan di tahun 2005,. Di Papua Barat,  tepatnya di Bintuni,  terhampar gugusan ekosistem mangrove seluas 77,1 % dari total mangrove  Indonesia. Tidak berlebihan jika Papua merupakan anugerah terindah dari Tuhan bagi masyarakat nusantara.

Kalimantan dan Papua dengan segala bentuk keragaman hayati dan kekhasan alamnya patut menjadi kebanggaan kita semua. Tidak ada alasan untuk tidak menjaga hutan alam Kalimantan dan Papua agar tetap lestari. Saatnya kita semua harus bertindak untuk memastikan keindahan hutan milik bangsa Indonesia  tetap terjaga.